Sabtu, 23 Juni 2012

Contoh Penelitian


BAB I
PENDAHULUAN
I.       Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menjadi permasalahan yang pelik di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilaksanakan cenderung berorentasi akademik; pembelajaran yang lebih menekankan pada pencapaian kemampuan anak dalam membaca, menulis dan berhitung. Seharusnya, pembelajaran di jenjang anak usia dini lebih diarahkan untuk mengembangkan berbagai potensi yang terdapat dalam diri anak, seperti: fisik, kognisi, bahasa, dan sosial emosional. Kecenderungan tersebut disebabkan antara lain karena pemahaman yang keliru terhadap konsep pembelajaran pada anak.
Sebagaimana disadari, anak merupakan sosok individu yang sedang menjalani proses perkembangan yang pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Ia memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dengan orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias, bersifat egosentris, kaya akan imajinasi, fantasi, memiliki daya perhatian yang relatif pendek, dan merupakan masa potensial untuk belajar. Karena itulah, orang sering menyebutnya dengan the golden age (periode emas). Proses pembelajaran yang dilakukan guru haruslah memperhatikan perbedaan karakteristik yang dimiliki setiap tahap perkembangannya. Apabila tidak didasari pada karakteristik ini, maka anak hanya akan menjadi obyek penderita.
Pembelajaran sains disekolah dimaksudkan untuk menanamkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap dan nilai ilmiah, mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi , menguasai konsep sains dan teknologi, menguasai sain dan teknologi untuk bekal hidup dalam bermasyarakat dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pembelajaran sains yang diperlukan adalah pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif. Pembelajaran tersebut bertujuan agar dapat membangun pengetahuannya sendiri. Untuk merancang pembelajaran tersebut guru sebaiknya merancang pembelajaran sains yang dapat meningkatkan dan mengubah pengetahuan awal siswa terutama yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu rancangan dalam muatan pembelajaran adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menetapkan ide-ide mereka sendiri untuk belajar.
Berdasarkan hasil observasi, angket, dan wawancara pada studi terdahulu didapat data bahwa hasil belajar berupa niali rata-rata pada mata pejaran IPA lebih rendah dibandingkan dalam mata pelajaran lain. Hal ini dikarenakan siswa kurang  menyukai dan tidak tertarik pada mata pelajaran IPA, siswa merasa kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep IPA, soal-soal IPA sulit dikerjakan, dan menuntut mereka untuk berpikir. Pembelajaran yang berlangsung dalam kelas masih berpusat pada guru, kebanyakan siswa hanya mendengarkan dan hanya beberapa siswa yang aktif bertanya apabila terdapat konsep yang tidak dimengerti. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas lebih banyak dilakukan oleh guru dengan metode ceramah dibandingkan dengan menggunakan metode eksperimen ataupun metode diskusi atau kelompok. Hal ini disebabkan karena sangat kurangnya alat-alat atau media yang digunakan dalam pembelajaran. Padahal sebagian siswa menyatakan bahwa lebih suka eksperimen daripada hanya mendengarkan penjelasan dari guru atau hanya sekedar menulis saja.
Salah satu jalan keluar yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa maka guru harus menerapkan metode atau teknik mengajar yang dapat meningkatkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajari. Salah satu model pembelajaran adalah model pembelajaran TANDUR. Model pembelajaran TANDUR  merupakan kerangka rancangan belajar quantum teaching. Kunci dari model pembelajaran ini adalah membangun ikatan emosional terlebih dahulu dengan menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan yang baik, menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu, menyingkirkan segala hambatan baru, menyajikan konsep di dalamnya, dan diakhiri dengan penguatan dan motivasi yang membuat konsep sudah dipelajari tersebut lekat pada ingatan siswa.
Pembelajaran TANDUR pernah dilakukan oleh oleh peneliti sebelumnya. Pertama Marwan (2004) yang menyatakan  dalam hasil penelitiannya bahwa dalam penerapan model TANDUR berbasis inkuiri telah dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep alat-alat optik dan telah membangkitkan minat dan motivasi tehadap pelajaran fisika sehingga hasil mereka jauh lebih baik daripada hasil siswa yang belajar dengan pembelajaran biasa. Kedua Zuhroh (2006) yang menyatakan bahwasannya terdapat peningkatan peningkatan hasil siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik selama menggunakan model pembelajaran TANDUR. Ketiga Ganjar (2006) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep stelah diterapkan model pembelajaran TANDUR berbasis inkuiri dan efektivitas pembelajaran ini termasuk kategori sangat tinggi, artinya model pembelajar ini sangat baik.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan  penelitian penerapan model pembelajaran TANDUR. Dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Pengaruh Model Pembelajaran TANDUR Terhadap Hasil Belajar Siswa MI Al-Insan Pada Mata Pelajaran SAINS”.    
II.    Rumusan dan pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dijadikan rumusan masalah yang hendak akan dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Pengaruh Model Pembelajaran TANDUR Terhadap Hasil Belajar SAINS Pada Siswa MI Al-Insan?
III. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan diatas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran TANDUR terhadap hasil belajar SAINS pada siswa MI Al-Insan”.





















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.      Pengertian belajar
Belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan, belajat juga dapat diartikan berlatih dan belajar juga adalah mengubah kebiasaan buruk menjadi baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2000:10). Belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis penuh resiko, dan mengairahkan. Belum ada “aku tahu” disana. Kesalahan, kreativitas, potensi dan ketakjuban mengisi tempat tertentu (Bobbi De Porter,2010: 62). Menurutnya, bahwa perkembangan kognitif merupakan hasil interaksi antara dua elemen, yaitu lingkungan dan struktur kognitif anak. Struktur intelektual terbentuk pada individu waktu ia berinteraksi dengan lingkungannya. Seseorang menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah ada untuk menanggapi masalah yang dihadapi dalam lingkungannya. Belajar adalah seperangakat kegiatan, terutama kegiatan mental intelektual, mulai dari kegiatan yang paling sederhana sampai kegaiatan yang rumit ( Gulo, 2002 : 73 ).
Belajar atau yang disebut juga dengan learning adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman (Zikri Neni Iska, 2011). Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku akibat dari pengalaman dan latihan (Wina Sanjaya, 2006). Hilgard mengungkapkan: “learning is the process by wich an activity originate or changed through training produrs(wetherbin the laboratory or in the natural environment) as distinguished from chanes by factors not atributable to training.” Bagi Hilgard belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan didalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Menurut Mursell & Nasution (2002), pengalaman yang dilakukan tersebut haruslah membentuk makna atau pengertian. Hal ini didukung oleh Depdiknas (2002), bahwa belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pengertian.
Roger, sebagai penganut paham humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar.
a. Belajar bermakna
Keberhasilan belajar antara lain ditentukan oleh bermakna tidaknya bahan yang dipelajari. Kebermaknaan ini dikaitkan dengan relevansi materi dengan kenyataan.
b. Belajar atas inisiatif sendiri
Belajar dengan inisiatif sendiri menyebabkan belajar lebih bermakna. Untuk mencapainya motivasi siswa harus ditumbuhkan sebelum mempelajari materi yang akan diajarkan.
c. Belajar dan perubahan
Dinamika masyarakat mengisyaratkan terjadinya perubahan. Perubahan ini harus diantisipasi dengan persiapan yang diperoleh dari belajar. Yang dibutuhkan sekarang adalah kemampuan belajar dalam lingkungan yang terus berubah (Darsono dkk., 2000).
 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan dimuka bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, ilmu pengetahuan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat dicapai atau dengan kata lain dapat berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada macam- macam faktor. Adapun faktor- faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan (Zikri Neni Iska, 2011:73) yaitu:
a.       Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang kita sebut faktor internal.
·         Kesehatan,
·         Intelegensi
·         Bakat
·         Motivasi
b.      Cara belajar (Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor external.
·         Keluarga
·         Sekolah
·         Masyarakat
·         Teman sebaya
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu merupakan proses yang cukup kompleks. Aktivitas balajar individu memang tidak selamanya menguntungkan. Kadang- kadang juga tidakllancar., kadangmudah menangkap apa yang dipelajari, kadang sulit mencerna materi pelajaran. Dalam keadaan dimana anak didik/ siswa dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut kesulitan belajar.
2 . Hasil belajar siswa
Pengertian hasil belajar  dalam kamus umum bahasa indonesia adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Seorang guru akan kecewa apabila hasil yang dicapai oleh peserta didiknya tidak sesuai dengan target kurikulum.  Dalam kaitannya dengan belajar, hasil berarti penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh guru melalui mata  pelajaran, yang lazimnyaditunjukan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Jadi hasil bermakna pada keberhasilan seseorang dalam belajar atau dalam bekerja atauaktivitas lainnya. Munandar mengatakan bahwa, ”hasil itu merupakan perwujudan dari bakat dan Profesionalisme. Hasilyang menonjol pada salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.  Hasil belajar menurut Anni (2004:4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.  Menurut Hamalik (2002: 155): Hasil belajar  tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,yang dapat diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap danketerampilan. Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya. Menurut Dimyati (2002: 3):Hasil belajar merupakan hasil  dari suatu interaksi tindak belajar  dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar .
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
1. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya, motivasi belajar,minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
2. Faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama kualitas pengajaran.
Hasil belajar siswa dapat di ketahui melalui evaluasi. Evaluasi berasal dari kata evaluation dalam bahasa inggris dan di serap ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuain lafal Indonesia “ evaluasi “ yang berarti kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut di gunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. 
Di muka telah di katakan bahwa belajar merupakan suatu proses dan sudah barang tentu harus ada yang di proses ( masukan atau input ). Jadi dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu dengan pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan analisis sistem ini sekaligus kita dapat melihat adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar ( Purwanto 2004 : 107 ) pada setiap orang dapat di ikhtisar sebagai berikut :
Ø  Alam
Ø  Lingkungan sosial
Ø  Luar kurikulum / bahan pelajaran
Ø  Instrumen guru / pengajar
Ø  Faktor sarana dan fasilitas
Ø  Administrasi / manajemen
Ø  Fisiologi kondisi fisik
Ø  Dalam kondisi panca indera
Ø  Bakat
Ø  Psikologi minat
Ø  Kecerdasan
Ø  Motivasi
Ø  Kemampuan kognitif
Menurut Munawar ( 2010 ) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut :
1.  Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3. Ranah Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

3.Pembelajaran

Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja, oleh karena itu, pembelajaran pasti mempunyai tujuan. Adapun tujuan pembelajaran menurut Darsono dkk. (2000) adalah membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman, sehingga tingkah laku siswa bertambah, baik kuantitas maupun kualitas. Pengalaman tersebut meliputi pengetahuan, ketrampilan dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku.
Pembelajaran dilakukan dengan pengaturan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar yang mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa (DePorter, 2003). Pembelajaran yang baik menurut aliran Gestalt, yaitu usaha untuk memberi materi pelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya (mengaturnya) menjadi suatu pola bermakna (Gestalt) (Darsono dkk., 2000). Menurut Mursell & Nasution (2002), agar pembelajaran berlangsung dengan baik maka proses pembelajaran harus mengandung makna sebanyak-banyaknya bagi siswa, bukan dengan rutinitas pengumpulan fakta.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar.
a. Raw input
Pada proses pembelajaran yang dimaksudkan raw input atau masukan mentah adalah siswa yang perlu diolah dengan diberi pengalaman belajar melalui proses belajar mengajar.
b. Instrumental input
Instrumental input meliputi faktor guru, metode, kurikulum, dan sarana. Peranan guru tergantung pada penguasaan materi, strategi pembelajaran, dan motivasi yang diberikan kepada siswa. Kurikulum mencakup kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai siswa. Sarana pembelajaran antara lain alat peraga, alat praktek, ruang belajar, laboratorium, dan perpustakaan.
c. Environment input
Environment input meliputi lingkungan alam dan lingkungan budaya sosial.
d. Teaching learning process
Proses pembelajaran merupakan pengalaman yang diperlukan oleh siswa agar berhasil memahami konsep. Pengelolaan pembelajaran yang baik akan mendukung peningkatan hasil belajar.
e. Output
Output merupakan siswa yang telah mendapatkan pelajaran oleh guru sehingga dalam diri siswa menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai sikap.
Berdasarkan skema tersebut, tampak bahwa pada instrumen input guru merupakan satu komponen yang menentukan keberhasilan siswa karena guru mengelola komponen lainnya sehingga dapat meningkatkan kualitas proses belajar. Sampai saat ini guru merupakan sumber yang tidak tergantikan dalam pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu setiap guru harus meningkatkan ilmu pengetahuannya. Walaupun demikian, sebagai manusia guru juga mempunyai keterbatasan tertentu apalagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat sehingga guru perlu memberikan ketrampilan pada siswa untuk bisa memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Salah satu caranya adalah melalui kegiatan pembelajaran dengan strategi TANDUR yang akan menambah kemampuan berpikir kritis siswa pada saat belajar maupun di masa mendatang untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.

4. Strategi TANDUR
Strategi TANDUR ( Tumbuhkan, Alami, Namai demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan ) merupakan strategi pembelajaran yang dikembangkan dalam model pembelajaran quantum . Quantum teaching menguraikan cara – cara baru yang memudahkan proses belajar lewat perpaduan unsur seni dan pencapaian yang terarah, apaun mata pelajaran yang di ajarkan. Dengan menggunakan metode Quantum teaching dapat menggabungkan keistimewaan – keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa ( DePorter, 2003: 3 )
Strategi TANDUR dirancang untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan pemberian pengalaman belajar melalui pengamatan, penyelidikan, maupun diskusi atas pemasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman belajar tersebut dikemas dalam skenario pembelajaran yang menyenangkan. TANDUR adalah kependekan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan yang merupakan kerangka rancangan pembelajaran quantum learning (DePorter, 2003 : 88 – 93 ). Penjelasan dari masing-masing tahap dalam TANDUR adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat BagiKu” (AMBAK) danmanfaatkan kehidupan belajar. Tumbuhkan, merupakan tahap penumbuhan minat siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Melalui tahap ini guru berusaha mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran. Motivasi yang kuat membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran. Tahap tumbuhkan bisa dilakukan dengan menggali permasalahan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari, menampilkan suatu gambar atau benda nyata, cerita pendek atau video.
b. Alami
Alami merupakan tahap saat guru menghadirkan suatu pengalaman yang dapat dimengerti oleh semua siswa. Tahap ini memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan pengetahuan awal yang telah dimiliki. Tahap alami bisa dilakukan dengan mengadakan pengamatan atau praktikum.
c. Namai
Tahap namai merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep, model, atau rumus atas pengalaman yang telah diperoleh siswa. Dalam tahap ini, siswa dengan bantuan guru berusaha menemukan konsep atas pengalaman yang telah dilewati. Tahap penamaan memacu struktur kognitif siswa untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan apa yang dialaminya. Proses penamaan dibangun dengan pengetahuan awal dan keingintahuan siswa saat itu. Tahap ini merupakan saat untuk mengajarkan konsep kepada siswa. Pemberian nama setelah pengalaman akan menjadikan sesuatu lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Untuk membantu penamaan dapat digunakan gambar, alat bantu, kertas tulis dan poster dinding.
d. Demonstrasikan
Tahap ini menyediakan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka ketahui. Demonstrasi bisa dilakukan dengan penyajian di depan kelas, permainan, menjawab pertanyaan, dan menunjukkan hasil pekerjaan.
e. Ulangi
Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga menguatkan struktur kognitif siswa. Semakin sering dilakukan pengulangan, maka pengetahuan akan semakin mendalam. Pengulangan dapat dilakukan dengan menegaskan kembali pokok materi pelajaran, memberi kesempatan siswa untuk mengulangi pelajaran dengan teman atau melalui latihan soal.
f. Rayakan
Perayaan merupakan wujud pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan perolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan dapat dilakukan dengan memberikan pujian, tepuk tangan, bernyanyi bersama atau yang lainnya (DePorter, 2003).
Langkah-langkah model pembelajaran
Langkah
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
T =Tumbuhkan
1.Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Memberitahu manfaat materi untuk siswa
3. Mengaitkan dengan dunia nyata
4. Mengadakan kompetisi
5. Menggunakan media
6.Mengajukan berbagai pertanyaan dan masalah
7. menciptakan lingkungan fisik dan emosional
1. Memperhatikan penjelasan guru
2. Mengerjakan tugas
3.Saling berkompetisi secara sehat.
A = Alami
1. Mengajak siswa terlibat dalam pembelajaran
2. Menciptakan keterlibatan pikiran dan fisik dan mental siswa.
1.Mengerjakan tugas
2 Mengamati media
3. Menjawab pertanyaan
4. Membuat kesimpulan
5. Berdiskusi kelompok
N = Namai
Menyajikan materi dengan menggunakan perangkat pada media
Memperhatikan, bertanya, menjawab pertanyaan guru dan mencatat
D= Demontrasikan
1. memperlihatkan media  IPA yang akan digunakan
2. membimbingl kegiatan diskusi pada  mata pelajaran IPA
1. berlatih menyelesaikan pertanyaan, menyelesaikan tugas
2. Menampilkan hasil kerja kelompok
3. mengungkapkan berbagai saran dan pendapat.
U = Ulangi
1. mengulang kembali konsep dan umpat balik
1. mengungkapkan pendapat berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman belajar
.2. membuat kesimpulan dengan kata-kata sendiri
R = Rayakan
1. Memberi dukungan dan pengakuan untuk setiap usaha siswa
2. Memberikan reward kepada kelompok
1. Memberikan ekspresi atas keberhasilan kelompok

Dalam pembelajaran SAINS/IPA, penerapan strategi TANDUR memerlukan kesediaan guru atau pendidik SAINS untuk mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat. Hal-hal yang bernuansa SAINS tersebut dapat berupa penemuan, peristiwa alam, informasi baru dan aktual yang terkait dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Permasalahan atau fakta yang diajukan menjadi bahan untuk penyelidikan atau diskusi siswa.
Penerapan strategi TANDUR dalam pembelajaran SAINS perlu memperhatikan karakteristik pelajaran SAINS/IPA. SAINS selain memiliki produk-produk dalam bentuk fakta, konsep dan teori juga mengembangkan proses-proses ilmiah. Tahap tumbuhkan, bisa dilakukan dengan menghadirkan fakta atau permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang ada di sekitar siswa. Pengalaman belajar bisa diberikan dengan pengamatan, penyelidikan, eksperimen ataupun kajian pustaka. Demikian halnya dengan bernyanyi bersama, sebagai contoh kegiatan perayaan, akan lebih tepat bila nyanyian tersebut masih terkait materi pelajaran IPA yang akan diajarkan, sehingga selain menyenangkan juga terdapat materi yang bisa dipelajari siswa.
Strategi TANDUR sebagai kerangka rancangan pembelajaran quantum bertujuan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Surya (2002), bahwa pembelajaran dengan penerapan quantum learning akan memberikan suasana yang menyenangkan.

































BAB III
ASUMSI DAN HIPOTESIS
Adapun hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh model pembelajaran TANDUR terhadap hasil belajar SAINS pada siswa MI Al-Insan.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
I.                   Subjek penelitian
·         Populasi  penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MI di Jakarta pada tahun ajaran 2011/2012.
·         Sampel penelitian
Sedangkan sampel penelitian adalah siswa MI Al-Insan kelas1-6. Sampel yang digunakan adalah ramdom sampling.
II.                Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a.       Tes hasil belajar
Menurut Arikunto (2001:217) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan bakat yang dimiliki oleh indivodu atau kelompok. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar pada ranah kognitif. Langkah-langkah penyusunan instrumen hasil belajar pada ranah kognitif sebagai berikut;
·         Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) pada mata pelajaran IPA
·         Membuat kisi-kisi instrumen penelitian
·         Membuat soal berdasarkan kisi-kisi instrumen yang telah dibuat
·         Membuat kunci jawaban dan pensekoran
·         Melakukan revisi soal
·         Uji coba instrumen terhadap siswa
b.      Observasi  berupa angket
Lembar observasi digunakan untuk menjaring kemampuan afektif dan psikomotorik siswa juga untuk melihat aktivitas guru dalam pembelajaran. Instrumen observasi ini berbentk cheklist artinya obsever hanya memberikan tanda cheklist, jika kriteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan oleh siswa. Kemudian dilakukan pensekoran untuk setiap indikator pada setiap aspek yang memiliki bobot yang sama. Hal tersebut dilakukan agar memudahkan peneliti untuk melihat perkembangan indikator yang ditunjukkan siswa pada pembelajaran.
Aspek afektif  berkaitan dengan keseriusan dalam belajar, kerjasama dalam penyelidikan, keseriusan dalam penyelidikan, dan memunjukkan kejujuran dalam penyelidikan.
Aspek psikomotorik berkaitan dengan keterampilan siswa dalam menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penyelidikan, pada saat melakukan penyelidikan, mengumpulkan dan mencatat data hasil percobaan, serta pada analisis data (diskusi) kelompok.  
c.       Hasil raport semester
III.             Desain  dan prosedur penelitian
Penelitian ini merupakan uji coba untuk mengetahui pengaruh pada proses strategi TANDUR pada mata pelajaran IPA/SAINS MI. Penelitian ini dirancang dengan tiga tahapan yaitu persiapan penelitian,pelaksanaan penelitian, pengambilan data. Pemilihan rancang ini dilakukan karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahu pengaruh pembelajaran IPA dengan strategi TANDUR. Desain yang digunakan adalah metode korelasional. Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah data ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi: 2009). Sedangkan menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian korelasional merupakan salah satu bagian dari penelitian ex-posfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasional.  Prosedur penelitian meliputi;
Persiapan penelitian
Pelaksanaan penelitian
Pengambilan data
                                                                                                                                                               
                                                                                                                           

Gambar 1. Desain penelitian
1.      Persiapan penelitian
Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut;
§  Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan analisis penyebab masalah
§  Membuat instrumen berupa angket untuk siswa dengan tujuan mengumpulkan informasi sejauh man anak berminat terhadap pembelajaran dengan strategi yang dipakai oleh guru
§  Membuat instrumen berupa angket untuk siswa dengan tujuan mengumpulkan data atau informasi sejauh mana anak berminat terhadap pembelajaran dengan strategi TANDUR yang diterapkan.
§  Menyiapkan alat dan bahn yang diperlukan dalam proses pembelajaran
2.      Pelaksanaan penelitian
Penelitian dilakukan dalam waktu 7 jam pelajaran yang terdiri dari 10 pertemuan. Masing-masing pertemuan disusun dalam satu rencana pembeajaran. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut;
§  Guru mengawali pembelajaran dengan menghadirkan permasalahan atau fakta yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa
§  Berdasarkan permasalahan yang telah dimunculkan, siswa melakukan penyelidikan
§  Siswa mencoba menginterpretasikan hasil penyelidikannya
§  Pengetahuan yang telah diperoleh, didemontrasikan oleh siswa
§  Guru membimbing dan memberikan konsep yang dapat dipahami oleh siswa dengan melakukan tanya jawab
3.      Pengambilan data
Pengambila data dilakukan selama proses pembelajaran dengan melihat aktivitas guru dan siswa dengan alat observasi , skor hasil belajar.













BAB V
TEKNIK PENGOLAHAN DATA
1.      Variabel penelitian
a.      Variabel bebas (independen)
Pengaruh model pembelajaran TANDUR
1)      Definisi operasional:  TANDUR adalah kependekan dari Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan yang merupakan kerangka rancangan pembelajaran quantum learning (DePorter, 2003 : 88 – 93 )
2)      Indikator : jumlah skor dari angket pada pembelajaran TANDUR dalam IPA MI
b.      Variabel terikat (dependen)
Hasil belajar
1)      Definisi operasional: Pengertian hasil belajar  dalam kamus umum bahasa indonesia adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Seorang guru akan kecewa apabila hasil yang dicapai oleh peserta didiknya tidak sesuai dengan target kurikulum. 
2)      Indikator : hasil raport pada tingkat semester
2.      Metode pengumpulan data
Salah satu dalam pengumpulan data adalah menentukan cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpul data. Untuk mengukur variabel digunakan instrumen penelitian dan instrumen ini berfungsi untuk digunakan dalam mengumpulkan  data. Adapun alat pengumpul data  pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)      Metode angket
2)      Metode korelasional
3)      Hasil belajar (raport)










BAB VI
JADWAL  PENELITIAN
Setiap  rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan, dan berapa lama akan dilakukan. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu ±6 (enam) bulan, dengan tahapan penelitian
I.                    Persiapan  
II.                 Pelaksanaan 
III.               Pengolahan Data
IV.              Penulisan penelitian

Jadwal kegiatan
No
Kegiatan
Minggu ke:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
I
Persiapan












1
Pembuatan  proposal












2
Konsultasi dan bimbingan












3
Ujian proposal












4
Perbaikan proposal












II
Pelaksanaan












1
Penyebaran kuesioner












2
Pemantauan kuesioner












3
Pengambilan kuesioner












III
Pengolahan data












1
Analisis data












2
 Interpretasi data












IV
Penulisan penelitian












1
Konsep penulisan penelitian












2
Konsultasi dan bimbingan












3
Ujian penelitian












4
Perbaikan penelitian












5
Penggandaan














LAMPIRAN INSTRUMEN ANGKET
Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan strategi TANDUR pada pembelajaran IPA MI/SD
Indikator soal:
1.      Penerapan metode penumbuhan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA
2.      Penerapan metode alami, siswa memahami materi pada mata pelajaran IPA
3.      Penerapan metode namai, dimana siswa mengetahui kata kunci/konsep materi pada mata pelajaran IPA
4.      Penerapan metode demostrasi, dimana siswa menunjukkan hasil materi yang diajarkan
5.      Penerapan metode ulangi, dimana siswa dapat menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan
6.      Penerapan metode rayakan, dimana siswa mendapatkan penghargaan berupa tepuk tangan, nilai dan hadiah lainnya.
A. Petunjuk
1. Jawablah seluruh pernyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda cheklist ( ) pada salah satu alternatif jawaban yang paling  sesuai
3. Jawablah angket ini dengan sejujur-jujurnya dan sesuai dengan keadaan yang  sebenarnya
Keterangan:
4 berarti sangat setuju              = SS
3 berarti setuju                                    = S
2 berarti tidak setuju               = TS
1 berarti sangat tidak setuju    = STS
No.
Pertanyaan
Tingkat persetujuan
SS
S
TS
STS
1
Guru berusaha menumbuhkan rasa suka atau ketertarikan siswa terhadap pelajaran.




2
Guru berusaha menumbuhkan suasana yang menyenangkan




3
Guru menumbuhkan rasa nyaman dengan memanfaatkan segala fasilitas yang ada




4
Guru berusaha menumbuhkan respon siswadengan berbagai cara, baik melalui pertanyaan-pertanyaan langsung atau melalui video-video




5
Guru bertanya kepada siswa mengenaipengetahuan materi yang akan dipelajari.




6
Guru memberitahu tujuan pembelajaran pada materi




7
Guru memberitahu siswa mengenai manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari materi yang diberikan




8
Sehubungan dengan materi, guru memberikancontoh peristiwa yang pernah dilihat dan dialami siswa sehari-hari




9
Guru mengkaitkan materi dengan pengalaman siswa




10
Guru memberi tugas kepada siswa




11
Guru memberikan informasi kepada siswa tentang intisari kegiatan yang akan dilakukan serta materi yang akan dipelajari




12
Guru menerapkan metode diskusi berkelompok dengan pembagian tugas untuk setiap siswa dalam satu kelompok




13
Guru menerapkan metode turnamen belajar dimana antar kelompok saling berkompetisi




14
 Guru menggunakan media web interaktif dalam pembelajaran




15
Dengan media gambar, video dan animasi yang terdapat dalam web interaktif, saya menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran.




16
Guru mengarahkan siswa untuk menggunakan komputer dalam pembelajaran.




17
 Guru mempersilahkan siswa untuk melakukan presentasi di depan kelas




18
Guru membagi kelompok kecil untuk diskusi




19
Guru mengarahkan dan membimbing




20
Guru membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari




21
Guru memberikan komentar – komentar yang positif dan membangun kepada siswa




22
Guru memberikan pembenaran dan penekananpada jawaban siswa yang salah.




23
Guru memberikan rangkuman mengenai materi pembelajaran yang telah selesai disampaikan.




24
Guru meriview kembali materi




25
Guru menmbri umpan balik kepada siswa




26
Guru memberikan hadiah bagi kelompok yang aktif dan mempunyai poin terbanyak.




27
Guru merayakan keberhasilan siswa denganbertepuk tangan




28
Guru memberikan siswa reward bagi yang berprestasi




29
Guru memberikan hukuman bagi siswa yang malas




30
Guru melakukan evaluasi terhadap siswa selama proses pembelajaran




BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
De Porter,Bobbi.2010.Quantum Teaching :Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung:Kaifa.
Iska,Zikri Neni.2011.Perkembangan Peserta Didik Perspektif Psikologi. Jakarta: KIZI BROTHER’S.
Sanjaya,Wina.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana
Sukardi.2009.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:Bumi Aksara.
Jurnal Zulvia,Ramdafitri. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TANDUR.2008.
Jurnal  Eko Rudiono. MUTU PROSES BELAJAR MENGAJAR DENGAN PENERAPAN STRATEGI TANDUR PADA KAJIAN SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI SMP NEGERI 2 MANDIRAJA BANJARNEGARA.2006.
Jurnal Rimba Hamid dan Aceng Haetami. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM.2007/2008.
Jurnal  Udin S. Sa’ud. .INOVASI PEMBELAJARAN PADA TKB MANDIRI SMP TERBUKA.
Jurnal Aris Cahyono .Model Pembelajaran TANDUR Berbasis e-Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Memahami Konsep Hereditas di Kelas XII SMAN Plus Provinsi Riau.
Jurnal nama pengarang .Model TANDUR Berbasis Inkuiri dan Menulis Karangan Narasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar